Sintaks Bahasa Pemrograman R untuk Himpunan
Berikut ini adalah beberapa sintaks yang dapat digunakan untuk menggambarkan himpunan di bahasa pemrograman R:
1. c(a, b, c, ...): menggambarkan himpunan yang berisi elemen-elemen yang disebutkan dalam tanda kurung. Misalnya, c(1, 2, 3) menggambarkan himpunan yang berisi elemen 1, 2, dan 3.
2. seq(a, b, c, ...): menggambarkan himpunan yang terdiri dari bilangan-bilangan yang merupakan hasil penjumlahan dari suatu sekuensi. Misalnya, seq(1, 2, 10) menggambarkan himpunan yang berisi elemen 1, 3, 5, 7, dan 9.
3. a:b: menggambarkan himpunan yang terdiri dari bilangan-bilangan yang merupakan hasil penjumlahan dari suatu sekuensi yang dimulai dari a hingga b. Misalnya, 1:10 menggambarkan himpunan yang berisi elemen 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10.
4. 1:2:10: menggambarkan himpunan yang terdiri dari bilangan-bilangan yang merupakan hasil penjumlahan dari suatu sekuensi yang dimulai dari 1 hingga 10 dengan langkah 2. Misalnya, 1:2:10 menggambarkan himpunan yang berisi elemen 1, 3, 5, 7, dan 9.
Contoh penggunaan sintaks-sintaks di atas dapat dilihat pada kode berikut ini:
# Membuat himpunan yang berisi elemen-elemen yang disebutkan
himpunan1 <- c(1, 2, 3, 4, 5)
# Membuat himpunan yang terdiri dari bilangan-bilangan yang merupakan hasil penjumlahan dari suatu sekuensi
himpunan2 <- seq(1, 2, 10)
# Membuat himpunan yang terdiri dari bilangan-bilangan yang merupakan hasil penjumlahan dari suatu sekuensi yang dimulai dari 1 hingga 10
himpunan3 <- 1:10
# Membuat himpunan yang terdiri dari bilangan-bilangan yang merupakan hasil penjumlahan dari suatu sekuensi yang dimulai dari 1 hingga 10 dengan langkah 2
himpunan4 <- 1:2:10
Berikut ini adalah beberapa operasi yang dapat dilakukan pada himpunan di bahasa pemrograman R:
1. union(a, b): menggabungkan dua himpunan a dan b menjadi satu himpunan baru. Misalnya, union(c(1, 2, 3), c(4, 5, 6)) akan menghasilkan himpunan yang berisi elemen 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.2. intersect(a, b): mencari elemen-elemen yang sama dari dua himpunan a dan b. Misalnya, intersect(c(1, 2, 3), c(4, 5, 3)) akan menghasilkan himpunan yang berisi elemen 3.
3. setdiff(a, b): mencari elemen-elemen yang ada di himpunan a tapi tidak ada di himpunan b. Misalnya, setdiff(c(1, 2, 3), c(4, 5, 3)) akan menghasilkan himpunan yang berisi elemen 1 dan 2.
4. %in%: mengecek apakah suatu elemen ada di dalam suatu himpunan. Misalnya, 3 %in% c(1, 2, 3) akan menghasilkan nilai TRUE karena elemen 3 ada di dalam himpunan tersebut.
Contoh penggunaan operasi-operasi di atas dapat dilihat pada kode berikut ini:
# Menggabungkan dua himpunan
himpunan1 <- c(1, 2, 3)
himpunan2 <- c(4, 5, 6)
himpunan3 <- union(himpunan1, himpunan2)
# Mencari elemen-elemen yang sama dari dua himpunan
himpunan4 <- intersect(himpunan1, himpunan2)
# Mencari elemen-elemen yang ada di himpunan a tapi tidak ada di himpunan b
himpunan5 <- setdiff(himpunan1, himpunan2)
# Mengecek apakah suatu elemen ada di dalam suatu himpunan
himpunan6 <- 3 %in% himpunan1