Kunci Jawaban Buku Tematik Kelas 4 Tema 1
Belajar dari Cerita (Halaman 84)
Pak Burhan selalu memulai kegiatan di kelas dengan berbagi cerita. Bukan Pak Burhan yang bercerita, tetapi
anak-anak di kelas yang bergantian bercerita. Berbagi cerita selalu dinantikan oleh anak-anak. Semua ingin memperoleh
kesempatan bercerita.
Pagi ini, Pak Burhan mengajak anak-anak berbagi cerita seputar hari raya. “Sehari sebelum hari Natal, yaitu di
tanggal 24 Desember, aku dan keluarga berkumpul di rumah Opa.” ujar Edo. “Di hari itu, Oma pasti memasak makanan
spesial yang jarang dimasaknya di hari lain. Papeda juga menjadi makanan spesial yang terhidang di malam Natal. Kami
sekeluarga berkumpul hingga larut malam, dan mengakhiri malam dengan berdoa. “Nah, kalau di hari Natal, pada tanggal
25 Desember, kami sekeluarga pergi beribadah Natal di gereja.
“Wah, ternyata hampir sama seperti hari raya Idul Fitri ya” ujar Siti.
“Kami pun di hari Idul Fitri selalu berkumpul dan saling memohon maaf dengan kerabat dan saudara setelah ibadah di
Masjid,” tambahnya.
“Iya ya, sama seperti Edo pada hari Natal, saat Idul Fitri juga selalu ada makanan spesial, yaitu ketupat dan opor
ayam.” Udin menambahkan komentar Siti.
“Di Bali, menjelang hari raya Galungan seluruh kampung selalu ramai dihiasi oleh penjor atau janur yang tinggi.
Kami sekeluarga lebih sering pulang ke Bali menjelang hari raya Galungan agar bisa berkumpul dengan sanak saudara di
sana. Sebelum merayakan bersama, keluarga melakukan kegiatan ibadah di Pura pada pagi hari,” kata Dayu.
“Ah, semua sudah bercerita. Aku juga mau bercerita, Pak. Boleh ya, hari ini banyak yang berbagi cerita.” pinta
Lani.
Pak Burhan dan teman-teman sekelas tertawa.
“Tentu saja boleh, Lani. Ayo, sekarang giliranmu bercerita.” ujar Pak Burhan.
“Nah, kamu pasti belum pernah mendengar cerita tentang kebiasaan keluargaku di hari raya Waisak.
Sebenarnya sih tidak banyak berbeda. Ibu dan nenekku biasanya juga membuat masakan spesial menjelang hari raya
Waisak. Saat ini nenekku yang paling tua, jadi semua keluarga akan datang ke rumahku untuk berkumpul pada hari
Waisak. Selain menyediakan makan untuk keluarga, pada hari tersebut biasanya kami pun berbuat kebaikan bagi orang
lain yang membutuhkan. Vihara, rumah ibadah kami pun dipenuhi cahaya lilin dari umat yang hadir untuk menjalankan
ritual ibadah di sana.” Lani mengakhiri ceritanya.
“Berbagi cerita memang selalu menyenangkan. Kita bisa belajar dari banyak cerita, juga belajar dari teman yang
berbeda.” ujar Pak Burhan menutup kegiatan pagi ini.
***
1. Apakah perbedaan yang dimiliki oleh enam sekawan menghalangi mereka untuk berteman dan bekerja sama? Jelaskan!Tidak. Mereka tetap berteman dan bekerjasama tanpa terhalangi oleh perbedaan agama mereka.
2. Bagaimana sikapmu jika kamu bermain dengan teman yang berbeda agama?
Jika saya bermain dengan teman yang berbeda agama, maka saya akan memberikan toleransi untuk menjalankan ibadah sesuai agamanya.
3. Ceritakan pengalamanmu memiliki teman yang berbeda agama. Perbedaan apa yang kamu ketahui? Bagaimana sikapmu terhadap perbedaan tersebut?
Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa dengan agama yang berbeda, namun tetap dalam satu wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perbedaan agama bukan menjadi penghalang untuk tetap menjunjung
persatuan dan kesatuan. Sikap saling menghargai dan bekerjasama antar pemeluk agama yang berbeda menjadi modal
dasar untuk menjaga keutuhan NKRI.
Sumber: : Buku Tematik Kelas 4 Tema 1 Revisi 2017
Sumber: : Buku Tematik Kelas 4 Tema 1 Revisi 2017